Pages

Jumat, 17 Januari 2014

BUDAYA POLITIK


BUDAYA POLITIK





1.)    Pengertian Budaya Politik
Secara umum, budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
            Secara etimologi atau secara bahasa budaya politik itu terdiri dari dua kata yaitu budaya dan politik. Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis dan teta. Polis berarti kota atau negara dan teta berarti urusan. Budaya berasal dari bahasa Sanksakerta budhayah yang bearti akal. Dengan demikian budaya politik adalah urusan negara yang dapat diterima di masyarakat sebagai budaya.
            Secara teoritis, budaya politik itu merupakan :
 a.) Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.

 b.) Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan,utopis,terbuka,atau tertutup.

 c.) Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.

 d.) Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau men­dorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik).
             
Pengertian budaya politik menurut para ahli :
a.)  Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
 
b.
) Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.

c.
) Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.

d.
) Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.

e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
   
2.)    Ciri-ciri Budaya Politik
            Secara umum atau secara global, ciri budaya politik adalah :
a.)    Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap pemerintah
b.)    Adanya sikap dan orientasi warga negara terhadap sistem yang dijalankan.
c.)    Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat dan warga negara terhadap proses penyelenggaraan suatu negara.
d.)   Adanya keinginan individu atau warga negara untuk memenuhi atau mengendalikan pemerintahan.
Gambaran tentang budaya politik di Indonesia menurut Rusadi Kantaprawira ada lima yaitu:
a.)    Konfigurasi subkultur di Indonesia masih beragam.
b.)    Budaya politik indonesia bersifat parokialkaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di pihak lain.
c.)    Sifat primodial yang masih berurat berakar yang dikenal melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, keaagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keaagamaan tertentu, puritanisme dan nonpuritanisme, dan lain-lain.
d.)   Kecenderungan budaya politik indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial.
e.)    Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala kosekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.
3.)    Macam-macam Budaya Politik
            Menurut Almond & Verba, ada tiga macam budaya politik yang berkembang dalam masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut.
a.)    Budaya Politik Parokial (Parichial political culture)
=> Budaya politik parokial ini biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana. Ciri-ciri budaya tersebut adalah sebagai berikut.
- Berkembang di dalam masyarakat tradisional dan sederhana, dimana spesialisasi   sangat kecil
-Para pelaku politik sering melakukan peranannya serempak dengan peranannya dalam berbagai bidang.
-Terbatasnya diferensiasi yang bersifat khas dan berdiri sendiri. Contoh, pemimpin bangsa yang sekaligus mengemban berbagai peranan dalam masyarakatnyanya, seperti sebagai guru.
-Masyarakatnya tidak tertarik pada objek-objek politik yang luas kecuali dalam batas tertentu  yaitu terhadap tempat dimana ia terikat sempit.
-Adanya kesadaran masyarakat terhadap pemusatan wewenang.
       b.) Budaya Politik Subjek (Subject political culture)
=> Budaya politik yang masyarakatnya mempunyai minat atau perhatian terhadap         sistem keseluruhan. Ciri-cirinya adalah.
-Umumnya terjadi di masyarakat yang tidak memimiliki struktur input yang terdiferensiasikan.
-Orientasi lebih bersifat afektif daripada normatif dan kognitif.
-Cukup tingginya frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik dan aspek output, namun frekuensi orientasi terhadap pribadi partisipan aktif cenderung rendah.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output administratif pada dasarnya lebih merupakan hubungan pasif.
-Para subjek menyadari dan menerima secara pasif otoritas pemerintah.
        c.) Budaya Politik Partisipan (Participant political culture)
=> Memiliki orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan dan terhadap    diri sendiri sebagai aktor politik, disamping aktif memberikan masukan atau mempengaruhi pembuatan kebijakan publik (input) juga aktif dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output). Ciri-cirinya sebagai berikut.
-Berlangsung dalam sistem modern yang kompleks di mana ada diferensiasi politik.
-Frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik secara keseluruhan (aspek input maupun output) dan kesadaran pribadi sebagai partisipan aktif sangat tinggi.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output administratif merupakan hubungan aktif.
-Para partisipan menyadari dan menyikapi otoritas pemerintah secara aktif dan kritis.
4.) Tipe-tipe Budaya Politik
                 Secara umum, terdapat tiga tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 
            Indonesia adalah sebagai berikut.
1.)    Budaya Politik Tradisional
=>Budaya politik ini lebih mengedepankan budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Sebagai contoh budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Budaya politik juga ditandai oleh hubungan anatara tuan dan pelayannya. Budaya politik ini nasih cukup kuat di beberapa daerah, khususnya dalam masyarakat etnis ini sangat konservatif.
2.) Budaya Politik Islam
=>Budaya politik ini lebih mendasarkan idenya pada suatu keyakinan dan nilai agama islam. Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas. Karenanya, Indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu menjadikan politik Islam di indonesia ikut mewarnai kehidupan politik Indonesia. Orientasi politik ini mulai tampak pada saat pendiri bangsa membangun negeri ini. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh santri dan identik dengan pesantren. Terdiri dari dua kelompok yaitu tradisional dan modern. Tradisional biasanya oleh masyarakat NU (Nahdhatul Ulama) dan modern biasanya oleh masyarakat organisasi dan Muhammadiyah. Perbedaan ini melahirkan perbedaan karakter Islam juga membuat budaya politik Islam juga menjadi tidak satu warna.
3). Budaya Politik Modern
=>Budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau latar belakang agama tertentu. Pada masa pemerintahan Orde Baru, dikembangkan budaya politik modern yang dimaksudkan untuk tidak mengedepankan budaya etnis atau agama tertentu. Pada masa pemerintahan ini, ada dua tujuan yang ingin dicapai yakni stabilitas keamanan dan kemajuan.
                    Menurut antropolog berkebangsaan Amerika Serikat, Clifford Geertz, ada tiga macam 
             budaya politik yang berkembang di Indonesia, yaitu.
1.)    Budaya Politik Abangan
=>Budaya politik yang masyarakatnya yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap roh makhluk halus yang dapat memengaruhi manusia. Tradisi selamatan merupakan ciri khas masyarakat ini. Upacara selamatan dilakukan untuk mengusir roh jahat.
2.) Budaya Politik Santri
=>Budaya politik ini yang masyarakatnya lebih menekankan pada keaagamaan. Khusunya agama Islam. Masyarakat santri biasanya diidentikkan dengan kelompok yang sudah menjalankan ibadah atau ritual agama islam. Pendidikan masyarakat santri ditempuh melalui lembaga pendidikan yang ada dalam pondok pesantren, madrasah atau masjid. Pekerjaan masyarakat ini biasanya pedagang.
3.) Budaya Politik Priyayi
=>Budaya politik ini menekankan keluhuran tradisi. Priyayi adalah masyarakat kelas atas atau aristrokat. Pekerjaan ini biasanya oleh priyayi adalah para birokrat.
            Tipe Budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukan, sebagai berikut.
1.)    Budaya Politik Militan
=>Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhan konflik. Kesemuanya dapat menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. 
 Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Perbudakan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang baik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat atau menantang.
   b.) Bila terjadi krisis, yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah.
     c.) Masalah pribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
2.) Budaya Politik Toleransi
=>Budaya politik dengan jiwa toleransi hampir selalu mengundang kerja sama, saling menghormati dan saling menghargai.
 Ciri-cirinya adalah.
   a.) Pemikiran yang berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai.
   b.) Berusaha mencari konsensus yang wajar dan selalu membuka pintu untuk kerja sama.
   c.) Sikap netral atau krisis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
3.) Budaya Politik Absolut
=>Budaya politik absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tidak dapat dirubah lagi. 
Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Pola pikirnya hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan kehendaknya dan menolak atau menyerang hal-hal baru atau berlarian (bertentangan)
   b.) Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi dan kurangnya pengaruh dari luar.
   c.) Jarang bersifat krisis terhadap tradisi, cenderung berusaha memelihara kemurnian tradisi, karena dianggap sakral.
4.) Budaya Politik Akomodatif
=>Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan tersedia menerima apa saja yang dianggap berharga. 
Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Bersedia menerima kembali tradisi-tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
   b.) Melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan.
               c.) Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.

0 komentar:

Posting Komentar