BUDAYA POLITIK
1.) Pengertian Budaya Politik
Secara umum, budaya politik adalah aspek politik
dari sistem nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat
pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
Secara etimologi atau secara bahasa
budaya politik itu terdiri dari dua kata yaitu budaya dan politik. Politik
berasal dari bahasa Yunani yaitu polis
dan teta. Polis berarti kota atau negara dan teta berarti urusan. Budaya berasal dari bahasa Sanksakerta budhayah yang bearti akal. Dengan
demikian budaya politik adalah urusan negara yang dapat diterima di masyarakat
sebagai budaya.
Secara teoritis, budaya politik itu
merupakan :
a.) Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang
terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal
dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan
rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.
b.) Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan,utopis,terbuka,atau tertutup.
c.) Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
b.) Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan,utopis,terbuka,atau tertutup.
c.) Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
d.) Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu
sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain
dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong
inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau
mendorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik).
Pengertian budaya politik menurut para ahli
:
a.) Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b.) Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c.) Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d.) Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b.) Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c.) Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d.) Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
2.)
Ciri-ciri Budaya Politik
Secara
umum atau secara global, ciri budaya politik adalah :
a.)
Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap
pemerintah
b.)
Adanya sikap dan orientasi warga negara terhadap sistem
yang dijalankan.
c.)
Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat dan
warga negara terhadap proses penyelenggaraan suatu negara.
d.)
Adanya keinginan individu atau warga negara untuk
memenuhi atau mengendalikan pemerintahan.
Gambaran tentang budaya politik di Indonesia menurut Rusadi Kantaprawira
ada lima yaitu:
a.)
Konfigurasi subkultur di Indonesia masih beragam.
b.)
Budaya politik indonesia bersifat parokialkaula di satu pihak
dan budaya politik partisipan di pihak lain.
c.)
Sifat primodial yang masih berurat berakar yang dikenal
melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, keaagamaan, perbedaan
pendekatan terhadap keaagamaan tertentu, puritanisme dan nonpuritanisme, dan
lain-lain.
d.)
Kecenderungan budaya politik indonesia yang masih
mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial.
e.)
Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan
segala kosekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi
dalam masyarakat.
3.)
Macam-macam Budaya Politik
Menurut Almond & Verba, ada tiga macam budaya politik yang berkembang
dalam masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut.
a.)
Budaya Politik Parokial (Parichial political culture)
=> Budaya politik parokial ini biasanya terdapat dalam sistem politik
tradisional dan sederhana. Ciri-ciri budaya tersebut adalah sebagai berikut.
- Berkembang di dalam masyarakat tradisional dan sederhana, dimana
spesialisasi sangat kecil
-Para pelaku politik sering melakukan peranannya serempak dengan peranannya
dalam berbagai bidang.
-Terbatasnya diferensiasi yang bersifat khas dan berdiri sendiri. Contoh,
pemimpin bangsa yang sekaligus mengemban berbagai peranan dalam
masyarakatnyanya, seperti sebagai guru.
-Masyarakatnya tidak tertarik pada objek-objek politik yang luas kecuali
dalam batas tertentu yaitu terhadap
tempat dimana ia terikat sempit.
-Adanya kesadaran masyarakat terhadap pemusatan wewenang.
b.) Budaya Politik Subjek (Subject political culture)
=> Budaya politik yang masyarakatnya mempunyai minat atau perhatian
terhadap sistem keseluruhan.
Ciri-cirinya adalah.
-Umumnya terjadi di masyarakat yang tidak memimiliki struktur input yang
terdiferensiasikan.
-Orientasi lebih bersifat afektif daripada normatif dan kognitif.
-Cukup tingginya frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik dan
aspek output, namun frekuensi orientasi terhadap pribadi partisipan aktif
cenderung rendah.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output administratif
pada dasarnya lebih merupakan hubungan pasif.
-Para subjek menyadari dan menerima secara pasif otoritas pemerintah.
c.) Budaya Politik Partisipan (Participant political culture)
=> Memiliki orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan
dan terhadap diri sendiri sebagai
aktor politik, disamping aktif memberikan masukan atau mempengaruhi pembuatan
kebijakan publik (input) juga aktif
dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output). Ciri-cirinya sebagai berikut.
-Berlangsung dalam sistem modern yang kompleks di mana ada diferensiasi
politik.
-Frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik secara keseluruhan
(aspek input maupun output) dan kesadaran pribadi sebagai partisipan aktif
sangat tinggi.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output
administratif merupakan hubungan aktif.
-Para partisipan menyadari dan menyikapi otoritas pemerintah secara aktif
dan kritis.
4.) Tipe-tipe Budaya Politik
Secara umum, terdapat tiga tipe
budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia adalah sebagai
berikut.
1.)
Budaya Politik Tradisional
=>Budaya politik ini lebih mengedepankan budaya dari etnis tertentu yang
ada di Indonesia. Sebagai contoh budaya politik yang berangkat dari paham
masyarakat Jawa. Budaya politik juga ditandai oleh hubungan anatara tuan dan
pelayannya. Budaya politik ini nasih cukup kuat di beberapa daerah, khususnya
dalam masyarakat etnis ini sangat konservatif.
2.) Budaya Politik Islam
=>Budaya politik ini lebih mendasarkan idenya pada suatu keyakinan dan
nilai agama islam. Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas. Karenanya,
Indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu
menjadikan politik Islam di indonesia ikut mewarnai kehidupan politik Indonesia.
Orientasi politik ini mulai tampak pada saat pendiri bangsa membangun negeri
ini. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh santri dan identik dengan
pesantren. Terdiri dari dua kelompok yaitu tradisional dan modern. Tradisional
biasanya oleh masyarakat NU (Nahdhatul Ulama) dan modern biasanya oleh
masyarakat organisasi dan Muhammadiyah. Perbedaan ini melahirkan perbedaan
karakter Islam juga membuat budaya politik Islam juga menjadi tidak satu warna.
3). Budaya Politik Modern
=>Budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau
latar belakang agama tertentu. Pada masa pemerintahan Orde Baru, dikembangkan
budaya politik modern yang dimaksudkan untuk tidak mengedepankan budaya etnis
atau agama tertentu. Pada masa pemerintahan ini, ada dua tujuan yang ingin
dicapai yakni stabilitas keamanan dan kemajuan.
Menurut antropolog berkebangsaan
Amerika Serikat, Clifford Geertz, ada tiga macam
budaya politik yang berkembang
di Indonesia, yaitu.
1.)
Budaya Politik Abangan
=>Budaya politik yang masyarakatnya yang menekankan aspek-aspek animisme
atau kepercayaan terhadap roh makhluk halus yang dapat memengaruhi manusia.
Tradisi selamatan merupakan ciri khas masyarakat ini. Upacara selamatan dilakukan
untuk mengusir roh jahat.
2.) Budaya Politik Santri
=>Budaya politik ini yang masyarakatnya lebih menekankan pada
keaagamaan. Khusunya agama Islam. Masyarakat santri biasanya diidentikkan
dengan kelompok yang sudah menjalankan ibadah atau ritual agama islam.
Pendidikan masyarakat santri ditempuh melalui lembaga pendidikan yang ada dalam
pondok pesantren, madrasah atau masjid. Pekerjaan masyarakat ini biasanya
pedagang.
3.) Budaya Politik Priyayi
=>Budaya politik ini menekankan keluhuran tradisi. Priyayi adalah
masyarakat kelas atas atau aristrokat. Pekerjaan ini biasanya oleh priyayi
adalah para birokrat.
Tipe Budaya politik berdasarkan
sikap yang ditunjukan, sebagai berikut.
1.)
Budaya Politik Militan
=>Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan,
dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhan konflik. Kesemuanya dapat menutup
jalan bagi pertumbuhan kerja sama.
Ciri-cirinya sebagai berikut.
a.) Perbudakan tidak dipandang
sebagai usaha mencari alternatif yang baik, tetapi dipandang sebagai usaha
jahat atau menantang.
b.) Bila terjadi krisis, yang
dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah.
c.) Masalah pribadi selalu
sensitif dan membakar emosi.
2.) Budaya Politik Toleransi
=>Budaya politik dengan jiwa toleransi hampir selalu mengundang kerja
sama, saling menghormati dan saling menghargai.
Ciri-cirinya adalah.
a.) Pemikiran yang berpusat pada
masalah atau ide yang harus dinilai.
b.) Berusaha mencari konsensus
yang wajar dan selalu membuka pintu untuk kerja sama.
c.) Sikap netral atau krisis
terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
3.) Budaya Politik Absolut
=>Budaya politik absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang
dianggap selalu sempurna dan tidak dapat dirubah lagi.
Ciri-cirinya sebagai
berikut.
a.) Pola pikirnya hanya memberikan
perhatian pada apa yang selaras dengan kehendaknya dan menolak atau menyerang
hal-hal baru atau berlarian (bertentangan)
b.) Budaya politik yang bernada
absolut bisa tumbuh dari tradisi dan kurangnya pengaruh dari luar.
c.) Jarang bersifat krisis
terhadap tradisi, cenderung berusaha memelihara kemurnian tradisi, karena
dianggap sakral.
4.) Budaya Politik Akomodatif
=>Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan tersedia
menerima apa saja yang dianggap berharga.
Ciri-cirinya sebagai berikut.
a.) Bersedia menerima kembali
tradisi-tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
b.) Melihat perubahan hanya
sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan.
c.) Perubahan mendorong usaha
perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar